Rabu, 09 Desember 2015

Sepeda, Berkawan dan Silaturahmi

Simprug Garden, Jababeka 2, Cikarang
Terbangun di sebuah sore di hari libur pemilihan kepala daerah yang saya sendiri tak ikut berpartisipasi di dalamnya. Bukan apa-apa, saya cuma sedang malas saja datang ke bilik suara. Dan siapapun yang terpilih nanti, saya percaya dia adalah yang terbaik di antara semua kontestan lainnya. Dan kalaupun ternyata salah, juga tidak masalah. Biar saja. Tentunya para calon kepala daerah itu sudah tahu pasti apa yang menjadi konsekuensi dari pencalonan mereka. Ah, tapi saya tak akan banyak membahas tentang hal itu sekarang. Saya sedang ingin bercerita tentang kegiatan saya sebangun dari tidur siang tadi. Melihat jam di dinding tengah berputar pelan di antara pukul 4 sore, dan sebatang tembakau yang baru habis setengahnya, saya pikir mungkin baiknya sore ini saya mengunjungi rumah dua orang kawan baik di arah barat sana. Mungkin nantinya mereka sedang tak ada di rumah, tapi saya pikir biar saja. Syukur bila bertemu, syukur juga kalo ternyata tidak. :p

Oia mungkin saya belum cerita, sudah seminggu terakhir ini saya pulang-pergi kantor naik sepeda. Sebuah sepeda fixed-gear milik si cantik dari Pasar Minggu itu. Dan dengan beberapa modifikasi dan tambahan aksesoris minor, juga beberapa peralatan bersepeda yang membuat saya terlihat seperti pesepeda profesional, sepeda yang diberi nama Hippy ini terlihat eye-catchy di jalanan. Saya suka sekali sepeda ini, dia terlihat eksentrik di tengah seliweran mobil dan motor yang bergerak seperti robot di jalanan Cikarang. Dan perjalanan saya sore ini pun tentu saja saya lakukan bersama si Hippy yang baru saja mandi dan diberi pelumas tadi pagi. Sepertinya Hippy memang sudah punya firasat bahwa sore ini performanya akan diuji.

Ditemani irama The Black Keys, Hardwell, dan Jamie Cullum dari balik buff bermotif bendera Inggris dan earphone coklat, Hippy meluncur di jalanan besar Niaga raya. Memulai perjalanannya menuju Kawasan Industri Jababeka 1 di barat daya sana, dengan kecepatan yang hanya 20 km/jam saja, saya melihat apapun kegiatan sivitas Kota Buruh ini di hari libur. Ya, saya memang tak akan langsung menuju rumah kawan-kawan tersebut, saya ingin berkeliling-keliling dulu sambil melepaskan pikiran. Atau melewati komplek kantor dan warung di pojokan itu saat tiba putaran roda Hippy sudah kembali ke kawasan Jababeka 2. Tak ada kenalan yang tengah duduk-duduk di tempat itu, mungkin karena ini adalah hari libur, dan mereka mungkin sedang menghabiskan waktu di tempat-tempat yang lain. Dan itu bagus untuk mereka. Sedang untuk saya? Saya selalu merasa bagus dimanapun saya berada. :D

Tak terasa sudah mendekati satu jam saya berkendara di atas sepeda yang bannya berwarna-warni ini. Saya mutuskan mulai menuju komplek perumahan (yang menurut saya) mewah itu, untuk mengunjungi dua kawan baik yang sudah saya rencanakan sedari awal tadi. Setibanya, ternyata mereka berdua sedang ada di rumahnya masing-masing. Saya senang-senang saja. Atau berpura-berpura mengatakan pada mereka bahwa saya kebetulan saja lewat di dekat sini dan akhirnya memutuskan mampir dulu ke rumah mereka untuk sekedar meminta segelas air minum. Tapi rasanya mereka juga sudah tahu bahwa saya memang sengaja datang ke rumah mereka, untuk sekedar bersilaturahmi mengunjungi mereka dan keluarganya di satu tempat yang mereka sebut rumah. :)

***
Di waktu senggang, saya sering bercerita pada semua kawan yang saya jumpai, agar nanti kami bisa selalu saling mengunjungi. Entah itu saat kami masih sering bertemu, entah itu saat kami sudah berpisah jauh. Hanya agar tali silaturahmi itu tetap tersambung. Tapi bukan pula berarti saya mengecilkan arti bersilaturahmi lewat media maya, karena saya pikir, bertemu langsung, terutama di rumah, memiliki aura dan rasa yang berbeda. Meski memang, hal itu membutuhkan lebih banyak usaha dan waktu (konon, alasan waktu ini adalah yang terberat), saya selalu mengatakan: “sesempatnya aja, di saat kamu sedang sempat, ada waktu, dan sedang ingin”. Dan bila ternyata memang tak ada, juga tak masalah. Karena berkawan bukanlah semata tentang pertemuan fisik dan kata-kata, tapi tentang perasaan. :)

Cikarang, 9 Desember 2015
*Foto oleh Frans Kurnia