Minggu, 19 November 2017

Langit Jingga - Monolog Hujan

Hari ke-48 dan baju baru gambar singa laut bernama Po-po
Berkisah tentangmu di derai hujan penghujung tahun adalah sebuah wajah yang lain dari cermin yang kuhadapi, Langit.
Di dalamnya ada kamu yang tengah berlarian di lereng sebuah bukit landai dan barisan pinus kokoh berdiri di sisi-sisi
Di antara tiupan angin yang datang, mereka bernyanyi keluarkan desing seruling yang khas
Sedang sinar mentari dan hujan begitu ramah sekaligus kasar sekali menyapa wajah dedaunan semak di beberapa sudut hutan
Dan kau, kau berjalan di antara aroma tanahnya yang subur 
Sambil sesekali terdiam, duduk perhatikan kawanan yang lewat dalam cermat, lalu menari lagi

Kau tahu, aku memandang diriku selayak manusia terkuat di kalangan ini
Aku tak tahu kiranya nanti kau akan seperti itu juga atau tidak, ah terserah saja
Satu yang pasti, dalam doaku yang sekali-kali, aku berdoa agar kau senantiasa menjadi dirimu sendiri
Dan kau menjalaninya tak pernah jauh dari perasaan tenang dan bahagia
Seperti saat ibumu lepaskan pandangan pada lelapmu di jauh malam
Dia diam, hingga nanti tiba saatnya kau terjaga, dan kau sadari bahwa kau ada di rumah

Hmmm, berkisah tentang ibumu, kupikir cerita kita akan selalu bermula dan bermuara padanya, Nak
Hingga nanti akhirnya kau mengerti maksudku, maka kita adalah dua lelaki yang lepas saja
Tapi itu juga kurasa sama sekali bukan masalah, karena toh pada akhirnya kelak kita akan hidup sendiri
Kau berkelana dalam hidupmu, begitupun aku
Meski sejauh-jauh kau dan aku pergi, tetap ke sana juga lah kita pulang dan bertemu: dalam peluk ibumu
Lalu terlelap, tenggelam dalam pusaran kasihnya yang teduh dan menenangkan

Oh ya, satu lagi.
Sulit sekali untuk bersabar nantikan siapa kiranya kelak kawan-kawanmu itu
Kiranya merekalah yang nanti temanimu tumbuh menjadi seorang lelaki
Kuharap kalian akan belajar banyak hal bersama-sama, dan tak harus selalu benar, karena proses belajar memang selalu melibatkan variabel waktu ya
Tapi kurasa secara keseluruhan, kalian akan menikmatinya
Ah, aku suka sekali walau hanya membayangkannya

Jakarta, 19 November 2017