Ada seorang anak perempuan yang sangat manis di kantor kami.
Namanya Karmelita Anggrianto. Kami biasa memanggilnya dengan panggilan “Karmel” saja. Dia adalah
seorang anak yang sangat ceria, mudah antusias dan tertawa, sangat mudah
terdeteksi jika sedang bersedih, wajahnya mudah memerah. Dan sebenarnya umur kami
berdua tak berbeda jauh, hanya 4 tahunan saja. Tapi entah bagaimana, saya selalu saja melihat
dia sebagai seorang anak kecil. Terlepas dari cara berkomunikasinya yang terkadang memang
seperti anak kecil, dari apapun yang dia lakukan, saya tetap saja memandang dia sebagai adik kecil yang sangat lucu, saya sering sekali tertawa melihatnya.
Atau untuk mengingat bagaimana cara dia menyapa saya: kadang memanggil “kakak”, kadang “mas”,
sepertinya itu seingat dan sekeinginan dia saja. Dan saya tak pernah
mempermasalahkannya juga. Dia bisa memanggil saya dengan sebutan apapun yang dia
mau, yang dia pikir baik, apa saja. :)
Beberapa hal lain tentang dia adalah: saya pikir dia
inspiratif. Saya sebut demikian karena saya akan dengan sangat mudah mendapatkan
sesuatu untuk ditulis setelah berbicara dengannya. Obrolan kami itu bisa tentang
apa saja: dari yang serius sampai yang tidak. Pola pikirnya saya pikir menarik. Dan saya akan sangat senang menuliskan irisan pemikiran kami ke dalam bentuk
tulisan-tulisan sederhana di blog ini. Salah satunya adalah posting yang ini. :P
Satu yang terbaru adalah di kisaran satu jam yang lewat. Saat
saya tak sengaja membaca status di akun sosial media miliknya. Dia sepertinya tengah bercerita
tentang seorang anak magang di kantor pusat kami di Bintaro sana –Karmel dan anak magang ini ngantor di kantor pusat, sedang saya di
cabang. Dan kira-kira tadi dia menulisnya begini:
“Gak kerasa ya anak ini udah ga ada di mejanya. Biasanya setiap lewat
selalu ada yang nyapa ‘Kakak Karmeeeel’ (nada: cengkok dangdut unyu). Sukses ya
kerjanya, Dik. Jangan lupain kita-kita di sini. Ntar kita maen-maen lagi yaa,
:D”
Membacanya, saya sedikit merasa janggal. Kamu tahu kenapa? Karena
bahkan kini di kantor kami, sudah ada yang memanggil dia dengan sebutan "kakak". Karena di mata
saya dia adalah seorang anak kecil, selalu saja. Bahkan saya berpikir bahwa dia adalah adik
terkecil di kantor kami. Karena, lagi, saat ini dia sudah dipanggil kakak di tempat
ini. Dan somehow tiba-tiba saya
merasa tua sekali. Ahahaahaha. Apakah kamu tahu, bahwa waktu memang berjalan? Saya
merasakannya di detik yang tadi!
Saat ini saya tidak akan berbicara lebih jauh tentang “waktu” dulu -tulisan tentang itu sudah banyak saya post-kan di tulisan-tulisan sebelumnya.
Saya punya banyak kawan yang usianya jauh di bawah saya. Dan ini adalah salah
satu moment dimana saya bisa merasakan waktu memang berjalan, senyata detak
jarum jam di jam dinding yang menggantung di atas situ. Saya sadar bahwa semua memiliki masanya
sendiri-sendiri, termasuk juga saya, juga Karmel. Dan lagi-lagi saya merasa beruntung sekali. :)
Dan tak terasa, kalau tak salah, rencananya Karmel akan
menikah tahun depan. Ini sensasi yang ajaib. Karena selepasnya, saya tak akan
pernah bisa menganggap dia seorang anak kecil lagi. Saya akan menunggu dimana saat itu
benar-benar tiba, dan itu akan luar biasa! ;)
Yang meski mungkin banyaknya dia merasa bahwa saya sering menasehati
dia di banyak obrolan kami yang sudah-sudah, tapi sebenarnya kami berdua hanya mengobrol. Dan tidak. Saya tidak pernah menasehati siapapun, termasuk ke dia. Saya hanya
seseorang yang senang sekali berdialog. :)
Cikarang, 8 September 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar