Senin, 08 September 2014

Karmelita Anggrianto

Ada seorang anak perempuan yang sangat manis di kantor kami. Namanya Karmelita Anggrianto. Kami biasa memanggilnya dengan panggilan “Karmel” saja. Dia adalah seorang anak yang sangat ceria, mudah antusias dan tertawa, sangat mudah terdeteksi jika sedang bersedih, wajahnya mudah memerah. Dan sebenarnya umur kami berdua tak berbeda jauh, hanya 4 tahunan saja. Tapi entah bagaimana, saya selalu saja melihat dia sebagai seorang anak kecil. Terlepas dari cara berkomunikasinya yang terkadang memang seperti anak kecil, dari apapun yang dia lakukan, saya tetap saja memandang dia sebagai adik kecil yang sangat lucu, saya sering sekali tertawa melihatnya. Atau untuk mengingat bagaimana cara dia menyapa saya: kadang memanggil “kakak”, kadang “mas”, sepertinya itu seingat dan sekeinginan dia saja. Dan saya tak pernah mempermasalahkannya juga. Dia bisa memanggil saya dengan sebutan apapun yang dia mau, yang dia pikir baik, apa saja. :)

Beberapa hal lain tentang dia adalah: saya pikir dia inspiratif. Saya sebut demikian karena saya akan dengan sangat mudah mendapatkan sesuatu untuk ditulis setelah berbicara dengannya. Obrolan kami itu bisa tentang apa saja: dari yang serius sampai yang tidak. Pola pikirnya saya pikir menarik. Dan saya akan sangat senang menuliskan irisan pemikiran kami ke dalam bentuk tulisan-tulisan sederhana di blog ini. Salah satunya adalah posting yang ini. :P

Satu yang terbaru adalah di kisaran satu jam yang lewat. Saat saya tak sengaja membaca status di akun sosial media miliknya. Dia sepertinya tengah bercerita tentang seorang anak magang di kantor pusat kami di Bintaro sana –Karmel dan anak magang ini ngantor di kantor pusat, sedang saya di cabang. Dan kira-kira tadi dia menulisnya begini:

Gak kerasa ya anak ini udah ga ada di mejanya. Biasanya setiap lewat selalu ada yang nyapa ‘Kakak Karmeeeel’ (nada: cengkok dangdut unyu). Sukses ya kerjanya, Dik. Jangan lupain kita-kita di sini. Ntar kita maen-maen lagi yaa, :D

Membacanya, saya sedikit merasa janggal. Kamu tahu kenapa? Karena bahkan kini di kantor kami, sudah ada yang memanggil dia dengan sebutan "kakak". Karena di mata saya dia adalah seorang anak kecil, selalu saja. Bahkan saya berpikir bahwa dia adalah adik terkecil di kantor kami. Karena, lagi, saat ini dia sudah dipanggil kakak di tempat ini. Dan somehow tiba-tiba saya merasa tua sekali. Ahahaahaha. Apakah kamu tahu, bahwa waktu memang berjalan? Saya merasakannya di detik yang tadi!

Saat ini saya tidak akan berbicara lebih jauh tentang “waktu” dulu -tulisan tentang itu sudah banyak saya post-kan di tulisan-tulisan sebelumnya. Saya punya banyak kawan yang usianya jauh di bawah saya. Dan ini adalah salah satu moment dimana saya bisa merasakan waktu memang berjalan, senyata detak jarum jam di jam dinding yang menggantung di atas situ. Saya sadar bahwa semua memiliki masanya sendiri-sendiri, termasuk juga saya, juga Karmel. Dan lagi-lagi saya merasa beruntung sekali. :)

Dan tak terasa, kalau tak salah, rencananya Karmel akan menikah tahun depan. Ini sensasi yang ajaib. Karena selepasnya, saya tak akan pernah bisa menganggap dia seorang anak kecil lagi. Saya akan menunggu dimana saat itu benar-benar tiba, dan itu akan luar biasa! ;)

Yang meski mungkin banyaknya dia merasa bahwa saya sering menasehati dia di banyak obrolan kami yang sudah-sudah, tapi sebenarnya kami berdua hanya mengobrol. Dan tidak. Saya tidak pernah menasehati siapapun, termasuk ke dia. Saya hanya seseorang yang senang sekali berdialog. :)
Cikarang, 8 September 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar