Musim hujan tiba. Dan kemarin malam, bersama beberapa orang
kawan yang baik sekali, kami berteduh dari derasnya serbuan hujan di permulaan musim pada naungan sebuah
warung yang cukup luas di pojok jalanan itu. Seperti biasa, kami akan memainkan
permainan itu sambil tertawa riang bersama-sama. Di antara hujannya yang semakin deras,
saya lihat jalanan di depan sana mulai terendam banjir yang tak seberapa.
Melihat air yang menggenang di muka jalan, saya melirik kompleks perkantoran yang besar itu dari jauh. Ah, cantik sekali kantor kami terlihat dari sini. Dengan cahaya
kebiruannya bergerak yang lurus, kini berbagai pertanyaan mulai datang kunjungi saya di
sebuah kursi papan memanjang menghadap beberapa kawan.
Saat ini, di pertengahan November 2014. Menuju 4 tahun saya
bekerja di kantor biru itu. Dan bekerja di lingkungan yang sangat nyaman ini
adalah sebuah nikmat yang sepatutnya disyukuri dengan sederhana. Saya suka
tempat ini. Saya suka kawan-kawan di sini, saya suka cara atasan-atasan saya
bersikap, saya suka cara bekerja kami di kantor ini.
Dan genangan air di muka jalan itu beriak deras saat dilewati sebuah kendaraan yang melaju tak seberapa cepat. Dan di antara rintik hujan yang mulai mereda, juga tawa kawan-kawan di meja panjang ini, saya diam sejenak. Mengingat beberapa cerita yang lewat, saat saya bekerja di satu tempat yang lain. Saya pikir, saya bisa merasa betah dimanapun saya berada, termasuk di sini. Dermakan waktu senin hingga jumat, jam 8 pagi hingga jam 5 sore, pulang dan pergi sehari-hari dari dan menuju ke tempat yang menyenangkan.
Dan bekerja lalu mendapatkan penghasilan yang layak adalah
sebuah dimensi yang sedikit rumit sekaligus sederhana, percayalah memang
seperti itu. Saya tumbuh, semuanya juga. Saya bisa bertanya tentang pertumbuhan
yang dibicarakan para elit, saya bisa bertanya tentang pertumbuhan yang ada di
kepala saya sebagai sebuah ide. Sebagai konsekuensinya, sebuah kecocokan
mungkin bisa tercapai, tapi bila tidak, maka siapapun tak bisa memaksa. Dan
dialog, kabarnya, merupakan salah satu alternatif yang baik sekali. Dan sepertinya saya setuju. Selebihnya
dari itu tentu terserah saja, silahkan ditimbang sebaiknya.
Nah, jadi sekarang saya katakan begini. Meski tak semua,
sebagian besar dari kita adalah manusia merdeka. Karena bila mau, bahkan
membangkang pada Tuhan pun kita bisa. Sedangkan apakah kita mau melakukannya atau
tidak? Oh ini jelas pertanyaan yang berbeda. :D
Mungkin kamu berkomentar yang saya tuliskan dari atas sampai bawah ini ga
nyambung semua, ahahahaa. Biarin aja, jangan serius-serius, ntar cape. :))))
Cikarang, 11 November 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar