Beberapa kawan sering
berkomentar kalo saya terlalu banyak bicara ngawur. Bahkan (mungkin) pacar saya sendiri sering berpikir kalo saya ngawur, haghaghag. Tapi memang benar, saya (secara
sadar) sesekali (atau beberapa kali, :D) bicara acak tanpa arah seperti gerak brown
di fisika. Tapi saya pikir itu bagus untuk perkembangan cara saya berpikir,
improvisasi pemecahan masalah, pemecah “fokus yang keterlaluan” hingga bisa
mengganggu fokus itu sendiri. Saya pikir begitu.
Tapi juga terkadang, saya
ngga ngawur kok (walaupun terdengarnya begitu, :p). Saya kadang berpikir,
orang-orang sedang tidak sesuai dengan ritme
berpikir saya saja. Dan memang kadang saya sedikit malas menjelaskan tahapan
berpikirnya secara detail, sehingga saya putuskan untuk membiarkan mereka
berpikir saya ngawur. Kalo kata The Beatles, “Let it be”, :D. Walau tidak
jarang juga di tengah-tengah kumpulan orang yang beranggapan “wah, ngaco nih orang!”,
ada juga orang yang berhasil menangkap maksud omongan saya. Biasanya setelah
itu dia akan datangi saya untuk bicara lagi tentang hal yang sama di forum yang
lebih kecil.
Saya sendiri juga
beberapa kali bertemu dengan orang “sejenis”. It’s always so funny to talk with
them. Ahahaa. Pendekatannya khas. Kadang terlihat terlalu santai, tapi
pokok-pokok pikirannya seperti hujan, selang beberapa menit, langsung ngajak
istirahat dan bilang kalo dia sudah pusing (padahal dia baru ngomong seriusnya
5 menit, hahaa).
Tapi memang pointnya,
kita tidak perlu menganggap seseorang itu lebih baik dari kita atau tidak
berdasarkan kesesuaian cara dan ritme berpikir kita dengan mereka. Saya pikir
setiap orang punya pendekatan yang berbeda. Maka biarkan saja seperti itu. Lalu
setelah itu kita bisa sama-sama bersantai minum kopi bareng lagi, tanpa harus
selalu berpikir siapa yang lebih baik, siapa yang lebih nyambung. Karena yang
selalu baik dan nyambung terus itu cuma operator gawat darurat kepolisian di
film-film Hollywood.
Cikarang, 12 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar