Ngebaca satu status dari seorang kawan yang baik sekali. Dan kira-kira isinya
begini:
“Harus banget update
status buka puasa di restoran mewah? Pake Path yang terhubung ke Twitter dan Facebook juga? Supaya apa? Supaya dunia tau?”
Saya senyam-senyum sendiri aja ngebacanya. Lebih tepatnya sebenarnya
saya bingung T.T. Dan saya emang sering senyam-senyum kalo lagi bingung sendiri. :D
Hmm, apa ya. Kalau seandainya kawan tersebut bertanya ke
saya, mungkin jawabannya saya bakal: "cuma pengen aja, ahahaa". Bukan biar semua dunia
tahu, bukan karena biar saya terlihat banyak duit juga. Ah, buat apa juga ya
dunia tahu kalau saya banyak duit? Bahkan saya sering pura-pura keliatan banyak
duit aja yang padahal semua orang tahu saya ga punya, ahahaa. Mungkin lebih tepatnya
karena saya atau semua orang lain sedang bahagia dan pengen berbagi ke siapapun
yang mau membaca dan mendengarkan, atau saya sedang pengen aja. Gitu kan ya? :p
Mungkin ga ada bedanya juga kalau saya pasang status sedang
berbuka puasa bukan di tempat mewah. Dan di bawahnya saya akan menuliskan: “jangan salah, ini bukan berarti saya ga
punya duit. Sebenarnya saya sedang banyak duit, dan sekarang saya lagi nyamar ga
punya duit aja, B-)”. Ah, sama aja kan ya? Bahwa kadang orang-orang hanya melakukan
sesuatu yang dia pengenin aja. Dan kalau sekarang seseorang tersebut sedang
pengen berekspresi kaya gitu, apa iya harus dibenturkan? “Biarin aja padahal mah, :D”
Atau gini: “kenapa
saya ikut musingin juga status kawan yang tadi ? Kan toh itu mungkin dia sedang
pengen aja juga? Ahahaaa”. Ya, ga ada yang salah juga. Adalah sebuah relativitas atas semua pertanyaan
dan penjelasan. Termasuk yang ini. Dan kita akan selalu berpikir berlandaskan itu salah satunya, relativitas.
:)
Selamat Ramadhan, selamat berbuka dimanapun. Silahkan merasa bahagia
bagi yang sedang pengen. :D
Cikarang, 15 Juli 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar