Selasa, 15 Juli 2014

Sebuah Pertanyaan dari Restoran Mewah

Ngebaca satu status dari seorang kawan yang baik sekali. Dan kira-kira isinya begini:

Harus banget update status buka puasa di restoran mewah? Pake Path yang terhubung ke Twitter dan Facebook juga? Supaya apa? Supaya dunia tau?

Saya senyam-senyum sendiri aja ngebacanya. Lebih tepatnya sebenarnya saya bingung T.T. Dan saya emang sering senyam-senyum kalo lagi bingung sendiri. :D

Hmm, apa ya. Kalau seandainya kawan tersebut bertanya ke saya, mungkin jawabannya saya bakal: "cuma pengen aja, ahahaa". Bukan biar semua dunia tahu, bukan karena biar saya terlihat banyak duit juga. Ah, buat apa juga ya dunia tahu kalau saya banyak duit? Bahkan saya sering pura-pura keliatan banyak duit aja yang padahal semua orang tahu saya ga punya, ahahaa. Mungkin lebih tepatnya karena saya atau semua orang lain sedang bahagia dan pengen berbagi ke siapapun yang mau membaca dan mendengarkan, atau saya sedang pengen aja. Gitu kan ya? :p

Mungkin ga ada bedanya juga kalau saya pasang status sedang berbuka puasa bukan di tempat mewah. Dan di bawahnya saya akan menuliskan: “jangan salah, ini bukan berarti saya ga punya duit. Sebenarnya saya sedang banyak duit, dan sekarang saya lagi nyamar ga punya duit aja, B-)”. Ah, sama aja kan ya? Bahwa kadang orang-orang hanya melakukan sesuatu yang dia pengenin aja. Dan kalau sekarang seseorang tersebut sedang pengen berekspresi kaya gitu, apa iya harus dibenturkan? “Biarin aja padahal mah, :D

Atau gini: “kenapa saya ikut musingin juga status kawan yang tadi ? Kan toh itu mungkin dia sedang pengen aja juga? Ahahaaa”. Ya, ga ada yang salah juga. Adalah sebuah relativitas atas semua pertanyaan dan penjelasan. Termasuk yang ini. Dan kita akan selalu berpikir berlandaskan itu salah satunya, relativitas. :)

Selamat Ramadhan, selamat berbuka dimanapun. Silahkan merasa bahagia bagi yang sedang pengen. :D
Cikarang, 15 Juli 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar