Kamis, 31 Juli 2014

Dam di Sore-Sore

Pesawahan di kampung kami, dan Dam itu ada di daerah pojok kanan dari gambar ini, jauh di situ. :)
Hari beranjak sore. Dan letih dari sekolah tadi sudah terbayar lunas oleh menu santap siang yang ala kadarnya, tapi selalu saja enak. Ibu saya pintar sekali memasak. Dan di rumah, saya tak akan makan kurang dari 2 piring sekali makan –selain karena masakannya yang enak, saya juga selalu diminta oleh ayah untuk makan yang banyak :D. Ayah selalu katakan seperti ini: “bagaimana kamu bisa punya tenaga yang cukup untuk belajar, bermain dan bekerja kalau kamu makan hanya sedikit? Sekarang makanlah yang banyak!”. :D Dan satu lagi, saya pikir menu makanan kami sedikit khas bila dibandingkan dengan menu makanan orang di tempat lain. Menu kami selalu hanya satu jenis saja. Kalau sambal ikan, ya hanya nasi dan sambal ikan saja. Kalau sayur telor, ya hanya nasi dan sayur itu saja. Jarang sekali kami punya menu lebih dari satu jenis di satu kali makan. Dan saya belum pernah menemukan menu makan yang serupa di tempat lain. :D

Jam sudah lebih sore, tapi itu tak akan pernah jauh dari jam 3 hingga setengah 4. Maka saya akan keluar rumah untuk memenuhi panggilan kawan-kawan sebaya atau menjemput kawan-kawan yang lain di rumahnya masing-masing. Kami akan pergi bermain. Bermain apa saja. Pilihan bermain kami banyak sekali. Kami akan bermain apapun sesuai dengan musimnya. Musim kelereng, musim layangan, musim buah, musim satria baja hitam, musim gambaran, sebut saja. Tapi ada satu yang tak pernah lepas, dan itu adalah: bermain di sawah. Musim permainan boleh saja berganti-ganti, tapi kami tetap saja kembali ke sini, ke pesawahan ini. Kami akan berjalan jauh menyusuri pematang sawah yang rasanya tak habis-habis hingga di kaki bukit itu, untuk sekedar mencuri bengkuang, untuk ikut mengambil sisa panen mentimun setelah pemiliknya selesai memanen, untuk mencari ikan di sepanjang saluran irigasi yang dibatasi rerumputan, untuk memakan kacang panjang di sepanjang jalan saat kami lapar di perjalanan, untuk bermain tarzan-tarzanan menyebrangi saluran air besar dengan pelepah kelapa tua yang menggantung, untuk ikut merayakan panen padi, dan banyak lagi, dan apa saja. Hingga saatnya kami lelah, maka kami akan menuju ke tempat ini. Kami biasa menyebutnya Dam.

Dam. Saya yakin sekali, meski tak terlalu tinggi, kamu tak akan berani melompat dari atas situ. :p
Tempat ini sederhana sekali. Hanya sebuah aliran air yang lumayan tinggi untuk ukuran anak-anak serta kedalamannya yang pas. Dan airnya sedari dulu memang tak terlalu jernih, tapi kami benar-benar menyukainya. :) Dan sesampainya di sini, kami akan berlomba membuka baju dan celana masing-masing untuk kemudian terjun bebas dengan berbagai gaya dari jembatan pembatas itu menuju riuhan air di sebelah bawah. Pekik dan tawa kami membahana di seantero pesawahan sepanjang sore itu. Bermain power ranger sambil berpura-pura berkelahi di dalam air, mengeluarkan air irigasi yang masuk ke dalam telinga dengan cara yang khas, berpura-pura meniru jurus Wiro Sableng “Berjalan di atas Air”, ah banyak sekali, banyak sekali. Dan mandi di sore yang cerah di tempat ini selalu kami lakukan hampir di setiap hari yang ada. Percayalah, kami melakukannya hampir setiap hari. Kami merasa gembira sekali setiap hari. Kalian akan merasa iri atas apa yang pernah kami lakukan di tempat ini di masa-masa kecil kami. :)

***
Dan hampir dua puluhan tahun sudah, di suatu pagi Jumat yang cerah dan langit kaki Kaba-Basah yang bersih sekali, akhirnya saya datang berkunjung lagi ke sini. Sesampainya, berjalan turuni anak tangga betonnya yang gagah, saya duduk di pinggirannya. Saya mencium lagi aroma khas dari tempat ini. :) Wangi air yang berdebur tak henti di Dam ini. Benar-benar. Saya ingat sekali aroma ini, sejernih saya mengingat siapa nama orang tua saya. Saya tersenyum selepasnya. Terlepas tinggalkan masa kini, saya menuju ke barisan sore itu bersama kawan-kawan melompat dari atas situ sambil tertawa. Ya, saya katakan: tempat ini adalah tempat yang paling menyenangkan di muka bumi!

Curup, 25 Juli 2014 – Cikarang, 31 Juli 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar