Senin, 07 Juli 2014

Selamat 9 Juli 2014

Yang satu gagah, yang satu santai. Keren semua.
Sepertinya saya beruntung untuk tidak memiliki ketertarikan yang terlalu menggebu di bidang politik kenegaraan. Dan mungkin hal ini membuat sebagian orang menilai saya adalah seorang yang tak memiliki kepedulian yang cukup pada masa depan negara. Seperti pertanyaan dari penjual kopi dengan kumisnya yang tanggung tapi selalu disukai istrinya itu: “bahkan kamu belum tahu akan memilih atau tidak di 9 Juli nanti? ckckck”. Tentunya saya tak akan mengajak kawan yang ini berdebat tentang hal tersebut. Saya sedang ingin obrolkan hal yang lain saja, atau buatkan saya segelas kopi yang lain, atau roti harga seribu yang itu, atau apa saja. :)

Sepertinya saya beruntung untuk tidak terpusingkan oleh profil dan kelemahan kandidat presiden kami tersebut. Entah bagaimana, saya pikir itu tak menarik. Saya hanya tahu beberapa saja informasi positif tentang mereka. Dan kalau seandainya nanti saya memilih, sepertinya saya sudah tahu siapa yang akan saya pilih. Saya pikir itu saja sudah cukup untuk saya. Saya tak akan mencoba mempengaruhi siapapun atas pilihan saya tersebut, saya pikir biar saja semua orang memilih siapapun yang dia inginkan.

Sepertinya saya beruntung untuk tidak ikut merasakan kebencian pada kedua pasangan orang-orang hebat itu. Saya pikir mereka berdua sama bagus, sama wibawa, sama tegas, sama baiknya. Visi, misi, dan strategi yang berbeda dari keduanya adalah jalan yang sudah mereka pikir dan pilih dengan baik-baik. Saya akan yakin, mereka akan melakukan yang terbaik. Dan saya pikir pemilu kita tahun ini adalah salah satu yang terbaik. Kita yang sudah semakin mengerti, punya dua pasangan kandidat yang baik, ah, mau apa lagi?

Sepertinya saya sangat beruntung karena tak peduli pada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengharamkan golput. Saya juga tak akan pernah mengajak siapapun untuk membangkang atau mengikuti fakta tersebut. Silahkan ikuti bagi yang mau, dan silahkan jangan bagi yang tidak.

Sepertinya saya beruntung karena kemarin seorang tua itu berpesan bahwa sebaiknya 9 Juli ini saya memilih. Pilihan saya bisa apa saja, satu di antara keduanya. Dan ingat, satu saja, katanya begitu. :) Dan sepertinya saya mengerti, mungkin memang sebaiknya saya memilih. Maka besok, 9 Juli 2014, baiknya saya berdandan setampan mungkin pagi-paginya, berjalan semangat menuju TPS, memilih salah satu dari keduanya, dan yang mana saja.

Dan untuk orang-orang yang menilai Jokowi haram untuk dipilih, atau Prabowo adalah yang terburuk dan “something evil”, saya katakan begini: kayanya kamu kurang minum air. :D
Cikarang, 8 Juli 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar