Senin, 27 Januari 2014

Penggal Cerita Kawan Lama

Konsekuensi instan dari menyapa seorang kawan lama adalah kembalinya cerita-cerita dulu sejernih itu adalah kemarin. Dan seperti itu juga yang sedang saya alami sore ini. Jelas saya senang karenanya. Seolah dibawa kembali ke beberapa babak di masa lalu. Sejenak menjadi saya yang lebih muda. Dan sepertinya kita sepakat bila saya ucapkan seperti ini: “tak ada yang lebih menyenangkan dari menjadi muda dan melakukan apa yang diinginkan”. Seperti titik hujan yang jatuh pada permukaan apapun, lalu mengalirnya juga kemana saja. Asik ya. :D

Lalu kawan tersebut bercerita. Atau mungkin lebih tepatnya bertanya. Kalimatnya mungkin kurang-lebih begini: “kiranya apa kamu masih seperti yang dulu?” Saya tertawa asik mendengar pertanyaannya. Saya tahu, pertanyaannya itu mengacu pada tindak-tanduk saya dulu-dulu. Mungkin ada beberapa di antaranya yang dia suka, tapi sepertinya banyaknya dia tak suka, hahaa. Saya masih ingat benar saat di percakapan terakhir kami dulu, dan dia meminta saya untuk bersikap lebih dewasa. Sepertinya, secara umum di ingatannya saya adalah seorang yang menyebalkan di berbagai sudut pandang, heheu, entahlah. Tapi saya yakinkan satu hal padanya tadi, bahwa saya masih seorang yang sama seperti dulu. Dia merespon dengan tanggapan yang tak terlalu antusias – bila tak boleh saya sebutkan bahwa dia sedikit kesal mendengarnya, :D. Saya balas saja dengan tawa yang panjang.

Hei kawan, saya yakin kamu pasti tahu. Bahwa saya tak pernah terlalu sepakat dengan ungkapan yang mengatakan: “Nyatanya kita selalu hidup di saat ini. Kita tak pernah hidup di masa depan, apalagi di masa lalu”. Untuk saya, saya meyakini bahwa saya adalah seorang yang hidup di dalam ingatan, sekarang dan masa depan. Saya tak merasa menyesal untuk apapun, tapi sepertinya saya sadar sekarang bahwa saya pernah berbuat kesalahan di waktu-waktu sebelumnya.

Ah, mungkin baiknya nanti-nanti kita minum kopi sama-sama lagi saja, Kawan. Kita tak perlu membahas hal-hal yang terlalu serius terlalu lama. Saya sebenarnya tak terlalu betah membahas hal-hal serupa itu. Sepertinya kamu juga tahu persis soal itu, :D

Kawan yang ini memang antik sekali. Sudahlah, jangan kesal terlalu lama. :D
Cikarang, 27 Januari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar