![]() |
Koboi bingung dan kawannya yang sedang sibuk sekali salam-salaman di atas sana, ;) |
11 Januari 2014. Mungkin adalah hari yang paling semarak untuk
kawan yang itu. Ya. dia menikah hari ini, 11 januari 2014. Saya sudah menerima
undangan pernikahannya mungkin sekitar satu atau dua minggu yang lewat. Saat itu,
dia mengantarkan undangannya di suatu siang selepas saya rapat bulanan dengan
kawan-kawan kantor. Bergegas, tepat selesai rapat, saya menuju tempat kami
janji bertemu waktu itu, di sebuah warung kopi sederhana, tempat biasa dulu
kami habiskan waktu-waktu bicara tentang apa saja. Saya senang sekali mendengar
kabar itu, hingga rasanya hampir sehariannya saya berpikir akan memberi dia
apa, sesuatu yang bisa membuat dia merasa istimewa. Hampir tiba harinya, saya belum
terpikir juga akan memberikan apa. Hingga akhirnya saat dua malam yang lewat,
saat tengah berbincang kosong saja dengan seorang kawan yang lain, saya menemukan
sebuah ide.
Idenya itu sederhana sekali, tak mewah sama sekali. Latar belakangnya,
saya tak suka memberi hadiah berupa barang atau uang, terlepas jumlahnya besar
atau kecil. Saya pikir itu bukan gaya saya. Saya pikir, uang dan barang itu telalu
bodoh untuk bisa dikategorikan spesial. Untuk kemudian saya memutuskan untuk
berpenampilan sedikit berbeda saja di hari bahagianya itu. Ditambah dengan rencana
nyanyikan dua buah lagu istimewa, saya pikir itu akan bagus, saya pikir dia
akan mengingatnya. Dengan berdandan ala koboi kehabisan air minum, saya datang memasuki
gedung itu, hampiri dia dan istrinya yang tengah berdiri bersebelahan yang senyum-senyum.
Dia mungkin tak tahu, bahwa topi itu saya datangkan langsung
dari Bandung via “penitipan
perkawanan” lewat seorang supir bus Primajasa. Topi yang benar-benar saya
khususkan untuk saya pakai hari ini, juga sebuah kacamata hitam yang saya beli
dengan sebuah perjuangan di Ibukota Jakarta, sebuah baju batik andalan dan jeans
ketat usang yang sudah robek di sana-sini juga sepatu pentopel terbaik, berikut sebotol kopi kemasan yang
saya kantongkan di belakang celana lusuh ini. Saya juga sudah memutuskan untuk
menyumbangkan lagu. Yang pertama adalah sebuah lagu Jawa berjudul “Sewu Kuto”, karya legendaris dari Mas Didi Kempot yang sudah saya
hafalkan liriknya semalaman. Saya pilih lagu Jawa karena kawan saya itu berasal dari suku
Jawa. Saya pikir, dia akan senang bila saya menyanyikan sebuah lagu berbahasa
Jawa di hari pernikahannya. Dan lagu yang kedua adalah lagu “Imagine”nya John Lennon, karena saya
suka lagu ini, dan saya pikir dia juga sama. Meski sayangnya, saya tak berhasil
bernyanyi di acaranya, tapi saya pikir bukan masalah. Semoga dia juga
menganggap itu bukan masalah. :)
Mungkin untuk kebanyakan orang, apa yang saya lakukan tadi benar-benar susah dimengerti. Malah mungkin sebagian akan menganggap bahwa saya sudah merendahkan acara itu, atau semacam tak menghormati pernikahannya. Heheu. Rasanya mereka tak akan mengerti bila saya jelaskan bahwa saya seperti itu malah untuk menghormati si tuan rumah, dan beginilah cara saya mengekspresikannya. Rasanya tak masuk akal bila saya merendahkan acara spesial dari salah seorang kawan yang paling saya sukai perangainya. Hahaa. Walau sebagian orang tak akan sepakat dengan cara saya ini, tapi saya juga tak akan menganggapnya masalah. Biar saja mereka menilai semaunya.
Ah sudah begini saja: Selamat menikah, Kawan. Semoga semuanya
berjalan lebih baik lagi kini dan nanti. Semoga keluarga barumu selalu
diberkahi sehat, rasa senang, dan uang yang melimpah-ruah. Saya doakan seperti
itu. :)
Didedikasikan untuk Cahyo Priyo Pambudi. Tampan sekali kau hari ini. :D
Jakarta, 11 Januari 2014
*Foto oleh Frans Kurnia
haha...saya buka FB ada timeline Guntur ttg blog ini..
BalasHapusTur, pkbr? Guntur kapan nikah ama nuri nya? Masih ama Nuri kan?
berkunjung juga diblog narsis saya http://agus-mawardi.blogspot.com
hehehe
Kabar sehat, senang dan banyak uang seperti biasa. :D Nikah masih santai, Mih, masih dalam pertimbangan serius.
BalasHapusOkehh, siapppp, Mamih. Segera meluncur ke TKP. :p