Senin, 03 Februari 2014

Di Halaman Rumah Sakit Jiwa


Ini mungkin adalah salah satu hari yang paling menguras pikiran. Saat di siangnya yang dingin dan berkabut tebal, saya dan dua orang kawan janji bertemu untuk melihat-lihat beberapa petak tanah di kawasan barat Bandung. Tempat yang kami jadikan titik bertemu tadi mungkin memang sedikit tak lumrah dari segi kesan, di halaman sebuah Rumah Sakit Jiwa. Entah siapa yang memulai dan bagaimana, akhirnya kami putuskan bertemu di situ. Di selang waktunya, berulang-ulang, berlama-lama, saya mengintip tulisan besar bertuliskan “PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT – RUMAH SAKIT JIWA” itu dengan penuh minat, karena seolah mengantarkan pikiran saya hingga jauh sekali, lepas dari Cisarua.

***
Saya sepertinya mengenal beberapa kawan yang kadang berprilaku aneh. Sebagian orang di sekitar mereka menyebut bahwa mereka mengalami sedikit gangguan teknis di sistem sarafnya (baca: gila). Pernah beberapa kali saya bertanya: “kenapa kamu menyebutnya si A itu gila?”. Jawabannya bermacam-macam: “arah omongan si A itu susah dimengerti”, atau “ dia ga nyambung”, atau “dia sering tertawa dan berbicara sendiri”, atau bahkan “dia memang rutin kontrol dan minum obat dari Rumah Sakit Jiwa!”.

Saya bukan seorang psikolog yang mengerti teori-teori tentang kejiwaan. Benar, saya sama sekali tak mengerti tentang hal-hal rumit semacam itu. Tapi entah bagaimana, saya sepertinya dianugrahkan kemampuan untuk merasa dan bicara sedikit lebih intim dari kebanyakan orang. Hal tersebut kadang bisa membawa saya (seperti) masuk ke dalam dunia pikiran lawan bicara tersebut. Dan yang biasa saya simpulkan adalah:

“Cara berpikir dari orang-orang tersebut hampir semuanya berpola. Dan saya selalu berpikir bahwa bila seseorang masih memiliki pola berpikir maka dia tidak gila! Setidaknya sampai orang tersebut masih bisa membentuk pola-pola sederhana yang masih bisa dia pahami, baik sadar maupun tidak, bahwa berbuat baik adalah sesuatu yang baik.”

Beberapa berpendapat bahwa gila itu ada kadarnya: ringan, sedang, berat, dan lain-lain. Tapi sepertinya sejauh ini saya masih belum sepakat dengan itu. Mungkin karena saya tak paham dengan teori-teori kejiwaan saja mungkin ya? Ah, biar saja. Sekarang saya tak lantas jadi ingin membaca buku-buku kejiwaan juga kok, heheu. Dan bahkan bila nanti saya bertemu seseorang yang dengan serius mengproklamirkan bahwa dirinya adalah seekor alien dari planet X, maka sepertinya saya akan tetap dengan senang hati mendengarkan ceritanya tanpa menganggapnya aneh atau apapun. Dan bila kamu bertanya apakah saya sendiri gila? Saya pikir tidak. Saya pikir saya hanya senang berbincang tentang apapun. :)

Ah, saya benar letih hari ini, saya ingin tidur dulu saja. :)
Bandung, 2 Februari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar