Rasanya tak terlalu berlebihan bila saya
berkata: saya punya banyak kawan, dan selalu punya banyak kawan. Dan saya
selalu senang untuk mengungkapkan itu ke siapapun, karena saya pikir memang
begitu. Tak ada yang perlu dibuat-buat, dilebih-lebihkan. Seperti itu. Saya masih ingat, di November
2012 dulu, saya pernah menulis satu status di jejaring sosial: “Satu kawan bertanya malam ini, "kawan itu apa?". Menjawab: mari jalan sejenak lewati keramaian orang berlalu-lalang, juga di jalanan sepi itu. Dan tersenyum. Saya pikir begitu saja. :)”. Beberapa kawan berkomentar bahwa tak terlalu paham maksudnya apa, lalu arti kawan
itu apa? Dan entah kenapa, saat itu saya lebih memilih untuk tidak menjawab apapun, saya pikir ya biarkan saja.
Kita bisa saja setiap hari berkumpul di
satu tempat tertentu. Menghabiskan waktu untuk saling berdialog tentang semua
hal, saling melihat, atau saling diam saja hingga kita merasa cukup untuk hari
itu, dan lalu pulang. Kadang kita berpikir bahwa merekalah yang disebut kawan. Padahal
tidak! Saya yakin sekali. Bukan seperti itu!
Saya pikir, awal suatu perkawanan dimulai
dari sendiri. Dengan semampunya memposisikan diri sebagai kawan terhadap orang
lain. Bersikap yang layak. Benar-benar tak mesti selalu menjadi orang yang
menyenangkan bagi orang lain. Juga bukan berarti menjadi orang yang selalu
seenaknya saja. Kadang perlu berbagi tawa ceria, kadang saling bersilang-paham,
kadang saling merasa kesal, ah itu biasa, jangan terlalu dibawa-bawa. Untuk kemudian
membawa kita ke pemahaman bahwa kita saling berbeda, dan di situlah, saya
pikir, proses berkawan mulai berlangsung.
Nyatanya kita memang tak bisa selamanya terus
berkumpul, sama-sama. Kadang perjalanan seorang kawan mesti berlanjut ke cerita yang lain, termasuk kita. Kadang karena kesibukan lain yang bertambah drastis, kadang
pergi atau pulang ke kota lain, kadang bertemu tempat berkumpul lain yang dipikir lebih asyik, atau kadang cuma sudah malas saja. Saya pikir itu semua
bukan masalah. Toh berkawan bukan
untuk selalu bertemu setiap saat juga. Karena setiap orang memiliki pemikirannya
yang masing-masing, langkahnya yang masing-masing dan keputusannya yang masing-masing.
Memang nyatanya setiap kita berbeda. Tak perlu memaksa. Selama tetap bisa
bersikap selayaknya kawan, meski kini saling jauh, saling berjarak waktu, bukan masalah.
Tapi itu menjadi berat (saya tak
menyebut ini salah) bila nyatanya nanti kita mulai saling terlupa. Lupa bila pernah
bersama. Karena sekarang sudah kadung asyik dengan yang lain, jadi benar lupa pada
jalan menuju tempat yang dulu biasa kita gunakan untuk sekedar habiskan
obrolan. Maka berkunjunglah kembali ke sini, sekali-kali. Tak perlu saat memang
sedang butuh, tak perlu saat sedang merasa bosan dengan yang biasa, tak perlu
saat sedang ada waktu luang saja. Karena berkawan bukan hanya perihal niaga manfaat
dan merasa nyaman. Saya pikir jauh lebih dari itu.
Ya, saya pikir berkawan itu adalah tentang
saling mengingat. Dan selalu saja butuh waktu untuk menyebut kita selalu saling
mengingat. Sedang berkunjung dan tukar dialog adalah beberapa cara terbaik untuk bisa selalu saling mengingat. Untuk memelihara memori, memelihara ingat bahwa kita
tak sendiri, terus dan lagi. :)
Cikarang, 20 Juni 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar