“Mental
kita mengatakan kita tidak ingin dikuasai asing karena perusahaan asing sudah
terlalu banyak. Asing dikesankan menguasai karena asing mengambil terlalu
banyak dalam bentuk cost recovery dan
sebagainya. Tetapi, sekali lagi, yang punya modal dan teknologi ya siapa lagi
kalau bukan asing? Bukan melatih diri agar lebih cerdik, melainkan kita selalu
hanya ribut.”
- Rhenald Kasali dalam tulisan 'Sebuah Awal
dari Kesulitan Besar’.
Kamu bicara terlalu besar, Prof! Bicara
panjang-lebar tentang energi alternatif terbarukan dan hal-hal hebat lainnya. Kau
bicara saja semaumu, sambil duduk santai di kursi malas di teras rumah yang
serba ada. Salah satu wakil cendekia di negeri ini yang berargumen ilmiah nan
hebat tentang harga BBM yang melambung lagi per 22 Juni 2013.
Akan seperti ini, seperti juga di
acara-acara perdebatan di televisi, saat orang-orang kecil mulai mendebat dan menusuk
dengan kata-kata “harga itu terlalu berat untuk kami” berikut pernyataan-pernyataan
berikutnya, lantas akhirnya para cendekia akan menjawab “ya kalau kalian tidak
setuju, memang kalian punya alternatif pemecahan lain dari masalah ini?” Ah,
saya mulai malas berkomentar lebih lanjut kalau sudah seperti ini. Bila sedang
mau, tentunya rakyat miskin akan menjawab: ya kalian lah yang memikirkan
tentang itu, kalian para cendekia tanah ini, kalian para pejabat yang kami
pilih dan kami gaji, kenapa menyerang balik pertanyaan kami dengan bahasa yang menyindir???
Mungkin dia berpikir ini untuk
kebaikan semua dalam jangka panjang, berbicara tentang kelangsungan industri,
ketenagakerjaan, ketahanan pangan, dan yang lain. Tapi nyatanya, coba lihat di
pasar-pasar yang hidup di dini hari, para pedagang panggul di sudut-sudut
kampung, nelayan kecil di pesisir pantai tak ternama, dan masih banyak lagi.
Siapa yang mau ribut? Tak ada yang mau ribut! Tapi kalau harga terlalu tinggi,
itu terlalu berat. Itupun kalo Prof Rhenald Kasali mengerti apa arti “terlalu
berat”.
Kalau memang BBM naik adalah opsi yang terbaik, saya yakin semua orang bisa terima dan tetap mencoba bertahan hidup seperti biasa.
Saya hanya tidak suka cara orang ini berpendapat di depan publik.
Cikarang, 22 Juni 2013
yang karib terlamapau asing :)
BalasHapussudahlah, ada baiknya negasi harus diserap dari para Berkeley.
tgl 29 Teramatra mau klub ngopi barangkali hendak sekalian bergabung.
Benar, yang karib terlampau asing :)
BalasHapusTanggal 29 kayanya ada banyak jadwal yang harus dikerjakan dulu, Sodara. Mungkin lain kali. Sampein aja salam ke kawan-kawan yang lain.