![]() |
Langit sore Jababeka dari gerbang Dexa Site Cikarang |
Hari sudah sore kali ini. Menenteng sebuah tas ransel penuh
berisi segala macam peralatan dan perlengkapan tiga hari ini, menuju baris pagar
hitam-putih di belakang sana. Tujuannya tak terlalu pasti. Sekedar menunggu
beberapa kawan yang entah siapa saja yang akan datang. Dan setibanya, saya
pesan satu gelas kopi luwak ke si penjaja dagangan yang bertopi gelap itu. Sigap
bergerak, disediakannya kini segelas kopi beraroma khas di gelas plastik bening
itu. Saya terima. Tak lupa saya ucapkan terima kasih sedalam-dalam, dia
beranjak lagi, meninggalkan.
Pikiran saya melayang, lalu. Sekedar membaca ulang beberapa
pesan singkat dan obrolan kawan-kawan lama terbaik yang asik benar di sebuah akun
sosial-media itu. Tertawa-tawa sendiri, saya tutuplah kini. Juga berganti,
melayang menuju seorang kakak yang manis di Kota Kembang di timur sana. Bertanya
sendiri kiranya dia sedang apa sekarang, nyatanya saya tak pernah tahu pasti.
Mungkin saja dia sedang sedih kini, mungkin juga sedang berusaha gembira seperti
biasa, atau mungkin sedang biasa saja. Meski tak kunjung juga memutuskan untuk
sekedar mengirimkannya sebuah pesan singkat, untuk sekedar bertanya dia sedang apa,
atau apapun. Tapi entahlah. Hingga akhirnya sore yang ini pun habis, saya tetap diam saja di situ. Saya berpikir, mungkin itu memang bukan gaya saya saja. Di sini saya
hanya menghibur diri, semoganya dia akan mengerti bahwa dia selalu ada di dalam
ingatan saya, tak pernah terlewat. Meski mungkin, kadang dia meragukan itu, :).
Dan bila benar begitu, bahwa dia ragu, maka sebenarnya dia tengah keliru.
Nama saya Guntur Berlian. Saya adalah seorang adik kecil
bagi seorang gadis manis yang penggembira itu. Sebesar-besarnya saya dipandang
oleh semua kenalan, maka sebenarnya saya hanyalah seorang adik kecil baginya.
Begitu juga, sekecil-kecilnya dia di mata siapapun, sebenarnya dia adalah
seorang kakak yang selalu saya pandang agung. Meski mungkin hal ini tak akan
sepenuhnya dimengerti olehnya, begitu juga oleh yang lain, tapi saya pikir kami tak
akan khawatir. Kami akan selalu saling menjaga seperti biasa, meski mungkin jauh,
bukan masalah. Karena dia akan selalu merasa bahagia, sesederhana tatapan tak
sabar kami dulu saat menunggu ibu pulang ke rumah kami lepas mengajar seharian. Ya.
tepat seperti hari-hari itu, seperti hari-hari kami yang biasa.
Selamat sore, Uwo! Kisskiss.
;)
Didedikasikan untuk Liska Berlian, dan sedikit kegundahan yang mungkin
sedang menghampirinya di beberapa waktu terakhir, tapi saya tahu dia tak akan
terlalu khawatir. ;)
Cikarang, 6 Januari 2014
Oww, my tears falled. :). Tight hug for You, My Dearest Brother,,, :*
BalasHapus