Rabu, 05 Juni 2013

Pengantin Baru

“Panganten anyar, diuk ngarendeng. Meunang dangdan, direnceng-renceng. Enggeus biasa da ilaharna, pada ngagonjak ku sarerea.
Dina poe harita, manehna keur bahagia. Tepak-toel geugeut pisan, dunya asa nu duaan.”

(*terjemahan bebas)

“Pengantin baru, duduk bersebelahan. Setelah berdandan, cantik-tampan sebegitu rupa. Yang lain bercanda menggoda, itu biasa.
Dan di hari itu, mereka bahagia. Saling bercanda dalam kasih, rasanya dunia ini milik mereka.”


Mendengarkan lagu yang dipopulerkan oleh seniman sunda (Alm.) Darso berjudul Panganten Anyar ini seolah mengajak kita melihat bentuk rasa senang dari kacamata yang lebih luas. Di saat seseorang tengah menikmati rasa bahagia yang sederhana dan berhasil menularkan rasa itu kepada yang lain dalam definisi bahagia yang berbeda. Benar suatu rasa yang hebat dan menguniversal. Dan meski dengan ungkapan-ungkapan dari bahasa keseharian yang umum dan aliran nada yang ramai, Darso malah sangat berhasil membawa kesan-kesan puitis yang kental. Melahirkan banyak emosi yang dapat dengan mudah dirasakan oleh siapapun, membawa semua tenggelam dalam rasa senang yang meluap-luap.

***
Saya jadi berpikir, akan sangat sempurna bila di acara pernikahan saya nanti, ada seorang kawan yang menyanyikan lagu ini, dan itu akan jadi sangat menyenangkan. Ikut berbahagia, ikut merasakan apa yang (mungkin) saya rasakan waktu itu, berbaur dalam suasana yang sama, meski bentuk yang berbeda, tapi tetap sama gembira. :)

Terinspirasi oleh pernikahan adik seorang kawan yang sedang berlangsung saat ini. Sayang saya tak bisa datang, tapi semoga doa dan pikiran saya saja sudah cukup.
Selamat bergembira, Ki.

Cikarang, 6 Juni 2013

1 komentar:

  1. Wah terimakasih bos udah kasih arti.. saya suka nyanyi lagu ini tpi gk paham arti nya.. wah maksih sangat ini bos akhirnya ngerti juga artinya geheeh

    BalasHapus