Sering kita di cerita
sehari-hari bertemu masalah. Ah, masalah biasa saja, apa saja. Kadang konflik
kepentingan dengan orang lain, kadang dengan sendiri, dan lain-lain. Saya pikir
sama saja. Seperti halnya saat kamu dan kawan-kawan sedang berupaya menyusun
suatu acara yang menurutmu baik dan bagus untuk semua. Menyusun acara yang kamu
sebut kecil, cerdas cermat SD tingkat desa. Yang kemudian datanglah seseorang
dari antah berantah menilai hasil kerja kerasmu seadanya, menilai buruk
semaunya, tak sesuai harapan, juga segenap kompleksitas cerita. Orang tersebut memandang
terlalu sebelah mata. Bikin kau kesal? Ah, wajar saja kalau kalian kesal. Iya kan?
:) Lalu kalian bertekadlah dalam hati, “Baiklah kawan-kawan, acara kita ini
harus tetap berjalan dan sukses, kita akan bekerja dengan baik. Biar orang itu
melihat apa yang bisa kita lakukan”.
***
Apa yang terpikir kini? Mungkin
memang pikiran saya akan seolah (terlalu) menyederhanakan masalahnya, karena
saya tidak terlibat langsung, hanya mendengar dari cerita saja. Tidak langsung
merasakan bagaimana saat orang tersebut menyentak-nyentak dengan gaya bahasa
yang jauh dari kata enak didengar. Juga tak merasakan sendiri bagaimana
letihnya mereka sudah coba mengerjakannya dari awal, dan sampai kini. Ah, tapi itu
cuma kemungkinan saja kan ya? Bisa saja nyatanya tidak, dan saya memang
mengerti. :) Jadi bagaimana?
Saya tak pernah melihat acara
cerdas cermat tingkat desa jadi sesuatu yang kecil. Karena memang saya pikir
itu tidak kecil. Bagaimana saya bisa mengatakan itu hal yang kecil kalau nyatanya
cerita versi (sedikit) lengkapnya saja sudah seperti itu. Bahkan sampai kalian jadi
bertekad dalam hati untuk membuktikan kemampuan kalian ke orang tersebut? Tentunya
itu bukan hal yang kecil, bukan? :) Juga melombakan 6 tim cerdas cermat SD dari
1 desa untuk kemudian didapatkan satu pemenang. Dan memenangkan sesuatu itu bukan
perkara yang kecil kan ya? :) Mungkin untuk orang lain itu perkara kecil karena cuma
memandang itu hanya kejuaraan tingkat desa, tapi saya pikir tidak untuk pemenangnya
saat itu, bukan begitu?
Saya jadi teringat
obrolan di suatu malam dengan seorang kawan, salah satu dari kami bicara “bahkan di dalam
kesederhanaan kita akan menemukan kompleksitas yang super ruwet. Juga sebaliknya.”
Kami setuju malam itu, lalu masing-masing terdiam lagi, menerawang jauh ke
langit malam lagi. Dan malam ini, saat cerita cerdas cermat ini datang, saya
teringat lagi semuanya. Saya catatkan kini.
*Meski saya sebenarnya tak terlalu
sepaham dengan motif “pembuktian diri” nya itu, tapi tidak masalah, biarkan
saja. Mungkin akan saya ceritakan di postingan yang lain nanti-nanti. :)
Cikarang, 27 Juli 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar