Menarik! Kemarin seorang
kawan bercerita, kurang lebihnya begini: “tadi hingga di awal-awal pagi, saya kerja bakti pembangunan
masjid di dekat rumah, dengan kawan-kawan di sekitar situ. Kerja kuli, mengaduk
semen, mengecor lantai 2 masjid, dan lain-lain. Selepasnya, disambung makan
sahur sederhana, nasi uduk dengan lauk seadanya saja. Dan menunggu waktu subuh
datang, kami saling bercerita, minum kopi, tertawa. Nikmat. Indah sekali”. Saya
senyum-senyum saja mendengar ceritanya. Saya dengarkan sampai habis, hingga dia
merasa selesai dulu untuk babak cerita yang itu. Kemudian saya berkomentar: “ah
Kang, benar sekali. Itu yang sering saya sering ceritakan di tulisan-tulisan
blog saya tentang ‘mencapai orgasma dalam menjalani cerita sehari-hari’, hahaa.
Sepertinya saya mengerti apa yang Akang ceritakan. Saya mengerti. Walau mungkin,
tak akan semua orang mengerti tentang kejadian yang Akang rasakan. Saya pikir
kita beruntung”. Yang kemudian dia lanjut lagi bercerita dalam semangat: “ya, waktu
itu saya letih, tapi saya tidak letih. Saya senang! Seperti sesuatu yang
mencapai puncak. Ah begitulah :)“.
Ya, saya pikir banyak hal
yang tak kan bisa kita ceritakan. Hanya bisa dirasakan saat itu dalam hanyutan
ceritanya yang khas. Dan selanjutnya kita hanya bisa mengingatnya saja. Sebagai
suatu perasaan yang sangat menyenangkan, lengkap dengan detail ingatannya. Saya tahu, bisa
seperti itu karena kita seolah berada di titik sensitifitas maksimum. Benar.
Yang sayangnya, itu tak pernah mudah untuk jadi bahan diskusi- mungkin karena
kekompleksannya tadi. Tapi saya pikir itu berbeda dengan saat kita tengah jatuh
cinta ke seseorang juga berikut pesonanya, atau saat tengah hanyut
menikmati suatu karya seni yang membuat seolah ada sesuatu yang melompat-lompat
di kepala, atau hal-hal indah yang lain. Semuanya tak sama, tapi tetap sama
menarik. Tetap saja sama menarik. :)
Seperti gambar itu. Bila
mereka menggambarkan kondisi “Love” sebagai kondisi dimana neurotransmitter* dopamine-serotonin-oxytocin berada di perbandingan ‘jumlah’
tertentu dan pas. Dan saya percaya, bahwa beberapa keadaan menyenangkan seperti jatuh cinta, menikmati seni,
orgasma pikir, dan yang lain memiliki komposisi dopamine-serotonin-oxytocin-norepinephrine-epinephrine yang khas di setiap masing-masingnya. Ya, saya pikir setiap
rasa-yang-menyenangkan terlalu khas untuk dipukul rata seperti di gambar itu. Itu
berbeda! Saya bisa merasakannya!
*bahan kimia endogen tertentu yang digunakan
sebagai sinyal di sistem saraf.
Cikarang, 31 Juli 2013
Catatan: Saya sengaja tidak menyantumkan sumber gambar di atas karena sudah terlalu umum di internet. Susah melacaknya.
Komposisi bio-kimia otak? :p
BalasHapusOtak kita menerima dan menerjemahkan banyak 'sinyal' dari setiap indera. Itu yang terjadi saat kita tengah 'merasa'. Dan yang disebut dengan 'sinyal' nya itu adalah berupa substansi kimia yang endogenous (bukan bahan kimia dari luar kaya obat kimia) yang disebut neurotransmitter. Neurotransmitter di sistem saraf kita itu jenisnya bermacam-macam, diantaranya: serotonin, dopamine, oxytocin, norepinephrine, epinephrine, histamine, GABA, acetylcholine, etc. Dan 'jumlah' dari setiap neurotransmitter ini menimbulkan suatu 'rasa', bisa berupa sakit, senang, apapun. Hipotesis saya: sensasi senang yang berbeda (saat jatih cinta, saat orgasma pikir, saat mendengar Kang Ibing bercerita, dll) itu disebabkan oleh 'jumlah' neurotransmitter dopamine-serotonin-oxytocin (DSO) yang khas. perbandingan DSO saat jatuh cinta berbeda dengan perbandingan DSO saat orgasma pikir. Walau mungkin perbedaannya tidak banyak, tapi tetap berbeda. :D
BalasHapusBegitu, Om. Semoga sedikit membantu untuk membayangkannya. :)
Masing masing org punya komposisi yg khas utk setiap rasa yaa..menarik! :-)
BalasHapussetiap jenis perasaan senang dari orang yang sama memiliki komposisi yang juga berbeda. Iya, menarik, :)
BalasHapus