Pagi Cikarang sedang cerah-cerahnya tadi. Saat berjalan
pelan mengendarai motor pinjaman dari seorang kawan yang saat ini sedang berada
di Singapura. Saya berujar sendiri di perjalanan tadi: “jarak 100 kilometer itu tak
jauh!”. Sambil tertawa di hati saya menyanggah sendiri: “bila tak jauh, lalu
mengapa saya masih di sini?”. Menjawab lagi: “sekarang saya mau berangkat bekerja dulu”. Lalu
terakhir, saya menjawab dengan kompak dan senang: “Ya, oke kalau begitu!”. Dan sekarang
saya sambung lagi ceria yang tadi sempat terselip penggal obrolan saya yang lain. Hah.
Masih tadi, siang Cikarang seperti sedang berpesta-pesta. Mataharinya
luar biasa. Dalam obrolan yang singkat, akhirnya saya mengajak seorang kawan
untuk keluar dulu sebentar dari sini. Kami menikmati santapan alakadarnya, juga
air hangat yang habis bergelas-gelas. Sambung tukar bicara, kami ceritakan
semua hal, tak ada yang spesifik. Memang kami tak berniat bicara serius-serius, hanya melantur kemana-mana. Atau kadang diselingi kelakar penjaga warung dan
pengunjung lain yang sama saja. Kami semua menikmati panas Cikarang di bawah sini.
Sore menjelang ashar yang ini. Saat Cikarang diterjemahkan lewat
jendela kaca yang besar sebagai lambai mahoni ditiup angin-angin dan mandi
cahaya. Duduk saja saya diam melihat ke luar kini. Seperti diajak berdialog sebentar, saya berucap lagi: “100 kilometer itu tak jauh!”. Sambil tersenyum
sendiri saya mengalah, “Ya, jarak itu hanya masalah tempuh!”.
Selamat hari pindah ke Alun-alun, Bandung. :)
Cikarang, 25 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar