Minggu, 22 September 2013

Pagi di Jababeka

Subuh sabtu. Di tengah rasa kantuk, akhirnya saya terbangun juga. Teringat bahwa pagi ini ada janji bertemu dengan seorang kawan baik di kota itu. Berencana menggunakan jasa bus komersil jam 6 ini, bergegas saja saya menuju kamar mandi. Setelahnya tunaikan doa sejenak, berucap syukur yang sekali-sekali, saya bersiap. Dengan ransel hijau itu, beberapa lembar baju dan peralatan lain saya siapkan. Harapannya biar lebih asik nanti di Bandung, tak kurang apa-apa.

Pagi lepas pukul 5.20, terang langit masih malu-malu. Saya berjalan meninggalkan bangunan putih itu, mencari ojeg di pangkalan dekat kos-kosan yang biasanya ramah menawarkan jasa dengan biaya yang biasa. Ternyata belum ada, semua masih sangat sepi. Walau akhirnya menunggu tak genap 5 menit, sudah ada yang menghampiri saya entah dari mana. Perjalanan kami itu dekat, hingga 5 menit berselang, saya sudah berdiri di hadapan 4 bus bertuliskan Bandung – Jababeka berjejer rapi di pinggir jalanan besar ini. Udara masih sangat segar, beranjak, saya naiki bus terdepan. Terlihat tak lebih dari 10 orang sudah duduk bersantai di barisan kursi warna biru tua. Saya pilih kursi kosong di baris ketiga sebelah kiri, biar matahari pagi bisa langsung menemui saya di sepanjang perjalanan menuju timur nanti.

Keberangkatan bus masih cukup lama, setidaknya 25 menit lagi. Setelah menyimpan ransel di atas kursi biru itu, saya melangkah turun menuju sebuah warung kecil penjual kopi yang sederhana. Di bawah sana, terlihat sekumpulan supir dan kernet bus tengah asik minum kopi-mengobrol di lapak warung yang sempit. Lepas memesan kopi panas, saya memilih memisah dulu dari kumpulan bapak-bapak yang menyenangkan ini. Saya hanya sedang ingin duduk sendiri dulu, menikmati pagi di sini yang sekali-kali.

Kursi sederhana di bawah rindang Mahoni 2-3 tahunan ini pun jadi tujuan. Di bawahnya saya menghirup pagi Cikarang pelan-pelan di antara langit yang tengah mendung, tapi tidak dengan saya di sini. Diantarnya semua lamunan tentang seri perjalanan dulu dan kini yang liar, jauh dan melelahkan, tapi tetap saja asik. Hingga, entah bagaimana, membawa saya ke sini, di detik ini, saat Bandung menjadi tujuan saya bersiap sepagi tadi. :)
Cikarang, 23 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar