Selasa, 24 Desember 2013

Celoteh Keyakinan

Kadang pernah terpikir untuk me-remove orang-orang yang hobi sekali meributkan isu agama (baca: keyakinan) di akun sosial-media yang saya punya. Tapi, saya pikir, sepertinya itu tak terlalu baik juga. Jadi akhirnya saya biarkan saja. Biar mereka bicara sepuasnya, semoga saja mereka cepat cape sendiri setelahnya. Amin.

Jenisnya itu bermacam-macam. Kadang ada yang hobi sekali menyalahkan semua orang yang memiliki keyakinan berbeda dengannya, kadang membela keyakinan orang lain lalu terdengar merendahkan keyakinannya sendiri, kadang ada yang sibuk sekali ingin dilihat seperti sosok pembela keberagaman dalam berkeyakinan yang heroik. Nah, untuk orang-orang yang terakhir ini, menurut saya adalah yang paling cape deh. Dan yang lebih konyolnya lagi, kadang orang-orang ini berkomentar dengan bahasa yang sangat intimidatif, entah apa tujuannya. Ya, macam-macam. Tapi semuanya saya pikir sama membosankan. Saya kadang berpikir, mungkin sebaiknya orang-orang ini berbicara pada batu raksasa di gunung kapur saat tengah malam saja. Biar mereka merasa menang karena si batu raksasa hanya terdiam, lalu merasa puas sendiri, dan tertidur karena keletihan. Oh, damainya dunia saat mereka sedang tertidur. Heheu.

Seperti yang sudah ratusan kali saya sampaikan sebelumnya bahwa saya tak terlalu suka bicara tentang keyakinan, apalagi untuk mendebatkannya. Hingga saya pernah beberapa kali disebut tak mempercayai Tuhan karenanya, atau tentang garis-garis semu lain yang mereka ciptakan sendiri. Bila seperti ini, saya tak akan pernah balas mengomentari, cukup senyum-senyum saja. Bila menurut mereka hal itu adalah mengasah kemampuan berpikir, menurut saya ini jelas-jelas buang waktu.

Tapi ya jangan dianggap terlalu serius. Ini cuma celoteh asal-asalan saya saja. Aslinya saya hanya akan membiarkan mereka bicara sepuasnya, tentang apa saja. Seperti juga saya membiarkan saat saya sedang ingin bicara semaunya, tepat seperti saat ini. :D
Cikarang, 24 Desember 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar