![]() |
3 bungur peneduh berjajar di Taman Pecenongan, tempat yang asik buat mengamati |
Memilih teduh, saya
berjalan sedikit jauh. Melewati rindang tiga bungur yang berjejer. Saya berhenti
sejenak. Menghirup sejuk dan pemandangan dari sini. Segar sekali. Saya berhenti
dulu. Kemudian memutuskan duduk di bawahnya menghadap timur, dengan aliran
sungai di hadapan beriak pelan-pelan entah menuju kemana. Mereguk beberapa
tegukan teh yang tadi, juga gilir angin dan bias matahari di sela dedaunan
bungur di atas sana, saya melihat jauh-jauh. Seperti memulai suatu kontemplasi
singkat dalam pejam mata yang sekali-kali. Memandang jutaan potret realita yang
pernah terjadi sebelumnya, melihat cerita yang ini di sini. Semuanya seolah
berjalan dalam ketika. Dengan mesin pemutarnya yang seperti tengah di puncak
sibuknya kini, saya mulai bertanya tentang banyak hal. Saya mulai bertanya
tentang semuanya.
Adalah sebuah kerumitan
dan kesederhanaan di semua cerita. Mereka tak pernah saling unggul sebenarnya,
tapi saya pikir, pikiran sajalah yang memaksa-bentuknya menjadi satu-satu,
seolah terlepas, padahal tidak. Seperti memisahkan angin-angin dari udara. Seperti
daun-daun bungur yang memilah panas matahari dari lurus cahayanya yang akhirnya tetap
saja sampai ke bawah.
Cikarang, 25 Agustus 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar