Tujuh belas Agustus tahun empat lima/
Itulah hari kemerdekaan kita/
Hari merdeka nusa
dan bangsa/
Hari lahirnya bangsa Indonesia/
MERDEKA!
Sekali merdeka tetap merdeka/
Selama hayat masih di kandung badan!
Kita tetap setia tetap sedia/
Mempertahankan Indonesia/
Kita tetap setia tetap sedia/
Membela negara kita!
***
Itu menjadi sangat aneh
saat lagu ini dinyanyikannya sembunyi-sembunyi, seperti pagi ini. Saya bertanya di dalam hati,
kenapa harus seperti itu? Tidakkah ingin menyanyikannya dengan segenap bangga, suara yang lantang? Yang sama
ironi, saat di tengah malam 17 Agustus kemarin menemukan sebuah bus pariwisata
menabrak tiang bambu bendera Merah-Putih di pertigaan Jalan Ciwaruga yang mulai sepi. Sampai merunduklah
bendera kami karenanya. Ah, malu saya!
Cikarang, 23 Agustus 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar