Saya selalu berpikir bahwa saya adalah seorang yang berbeda.
Saya tak benar mirip dari kebanyakan yang lain. Itu dari cara berpikir,
bertingkah laku, menjawab, gesture,
tertawa, mendengarkan. Ya, begitu. Saya rasa beberapa teman akan setuju bahwa
dimanapun, saya tak banyak dipengaruhi, saya mempengaruhi. Bukan pula berarti
saya tanpa toleransi, malah saya pikir saya sangat bertoleransi. Ya, menurut
saya karena itulah saya bisa mempengaruhi. Hingga saya lebih mudah diingat
karena ke-khas-an bertingkah-laku, hingga saya didengar karena cara saya
mendengarkan.
Saya selalu berpikir bahwa saya adalah bagian dari orang
kebanyakan. Saya senang membaur dengan yang lain. Saya senang untuk bisa merasa
seperti yang dirasakan oleh kebanyakan orang. Saya akan dengan senang berjalan
ke arah utara, bila kebanyakan orang menuju ke sana. Saya akan dengan senang
hati mengajak kekasih duduk malam minggu di taman pinggir jalan kampung itu,
bila muda-mudinya memang sedang ramai nikmati suasana di situ. Dan dengan senang
hati pula saya berjalan kaki dengan para buruh yang dikejar masuk shift malam dalam bergegas di bawah sinar
lampu-lampu penerang jalan.
Saya bukan pengikut. Saya akan berjalan ke utara, saya duduk
di taman itu, saya jalan bergegas di suatu malam, tapi saya benar tak mengikuti.
Saya senang mengetahui apa yang dilihat oleh kebanyakan orang, dan saya akan
menilainya sendiri. Seperti saat menuju Pantai Selatan, dan para tetua
menyarankan untuk tidak berpakaian hijau karena, katanya, akan dibawa pergi
oleh Nyi Roro Kidul ke istananya di pedalaman lautan. Dan saya tak akan memakai
baju hijau di Pantai Selatan karenanya. Bukan karena saya percaya kleniknya,
tapi karena saya menghormati kepercayaan mereka. Bila mereka bercerita
bukti-bukti kleniknya, maka saya akan mendengarkannya dengan sungguh-sungguh. Tapi
benar, saya tidak berpakaian hijau hanya karena saya mau dan saya pikir itu bukan
hal yang buruk. Bila memang tak suka, saya tak akan terlalu segan untuk mempengaruhi
yang lain beralih menukar arus, atau sendiri.
Saya suka membaur. Saya tak pernah melebur. Saya tak terlalu
sukar ditemukan, di dalam sepi dan keramaian.
Untuk seorang kawan di jauh sana yang senang bertanya tentang hal ini.
Selamat malam dari sini. Salam hangat. :)
Cikarang, 9 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar