Aku kehabisan nafas tadi kala tertawa di bawah urai dedaun
mahoni kering yang jatuh di lantai jalan raya. Terlalu gembira melihat matahari mata-sapi
di belakang sana tak sengaja tertutup awan jadi tinggal setengah. Panasnya nyata
tak jadi sampai di sini. Cukup sampai di atas sana, entah tertumbuk apa hingga
jadi begitu.
Aku kehabisan nafas tadi kala angin sore tanpa permisi masuk
sebegitu derasnya ke dalam kepala. Jadinya berat, tak bisa leluasa bernyanyi
lagi ikuti senandung orang yang bernyanyi di balik kantong seragam kantor yang
kebetulan saja yang ini. Aku diam saja. Sambil melihat laju puluhan kendaraan dan
pejalan kaki lalu-lalang entah mau menuju kemana saja. Entah apa lagi.
Cikarang, 2 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar